Azure
By : Lein Airie
Status : OnGoing
Satu:Pertemuan
"Hei kamu, ngapain jam segini masih di luar?" ia bertanya setelah mendekat, gadis itu mengalihkan pandangan padanya, dilihat dari dekat si gadis ternyata lebih cantik dan menawan. Layaknya pidadari.
"Suka-suka aku dong. Kamu gak ada hubungannya. Jadi, enyahlah!" suara si gadis terdengar lembut saat berbicara, sangat kontras dengan perkataannya yang dingin. 'This bitch!'
"Kenapa kamu masih berkeliaran jam segini? Apa orangtuamu tak khawatir?"
"Orangtuaku?" ucapnya mengejek. "Khawatir?" tatapannya sangat dingin, penuh kebencian. "Makhluk tak berguna sepertinya tak pernah peduli hal remeh kayak gitu. Selama persediaan pelacur itu banyak, aku bukanlah apa-apa." perkataannya membuat yang mendengar bergidik. 'This girl insane.' "Hei om, jadi apa yang akan kamu lakukan? Membawaku ke kantor polisi?" tantangnya. "Yaa, aku sih mau aja, tapi kalo om yang bakal ditahan jangan salahin aku ya..." gadis itu berdiri dan mendekat, jarak mereka sangat dekat. "Daripada membawaku ke kantor polisi bukankah lebih baik membawaku ke ranjangmu? Begini-begini aku ini masih perawan lho! Jadi tolong perlakukan aku dengan lembut," bisiknya seductive, sengaja meniup telinga lawan bicara.
"Kamu gila!" ia membuat jarak, tangannya memegang telinga yang terasa panas. Wajahnya memerah bak kepiting rebus. "Mana mau aku membawa orang asing ke rumahku! Bisa saja kau itu pembunuh berantai! Aku tak sembrono itu," tegasnya. Seringai si gadis semakin lebar.
"Bilang saja kamu ini masih perjaka! Apa susahnya coba! Dasar cherryboy, padahal aku sudah rendah hati menawarkan diri, kau melukai harga diriku dengan menolakku." ia mengusap airmata buaya andalannya. "FYI, aku bukan pembunuh tapi informan." bangganya sambil memamerkan sebuah kunci di tangannya.
"Ku-kunciku! Kapan kau mengambilnya? Tidak, kembalikan kunci kosanku!"
"Jika kamu membolehkanku tinggal denganmu dengan senang hati ku kembalikan."
"Kamu ini bodoh atau apa? Gadis baik-baik tidak mungkin meminta tinggal dengan orang asing, terlebih seorang pria yang baru di temuinya! Pulang sana!" tatapan si gadis menyendu seketika.
"Aku tak ingin pulang. Itu bukan rumahku lagi, aku sudah tidak punya tempat untuk kembali." 'haah, sungguh gadis yang merepotkan. Membuatku tak enak saja,'
"Baiklah, aku yang meyerah. Kamu bisa tinggal sementara di tempatku. Apa kamu puas? Sekarang, kembalikan kunciku."
"Yey! Sankyu om!" merekapun menuju kosan si pemuda.
"Jangan panggil aku om, aku ini masih dua puluhan. Panggil saja Misa,"
"Ok om Misa." pemuda itu mendelik tajam padanya.
"Berhenti memanggilku seperti itu! Aku bukan om mu dan aku tidak mau menjadi sugar uncle mu! Jadi, panggil saja Misa. Apa sudah jelas?"
"Cih, kamu sama sekali gak seru, akukan hanya menggodamu tak perlu semarah itu bisa kan?" protesnya yang langsung diberi tatapan maut oleh pemuda itu. "Iya iya aku mengerti, Misa."
"Bagus!" ia terseyum puas. Mereka terhenti di depan pintu kosan. "Ngomong-ngomong, namamu siapa?" yang di tanya memasang wajah deathpan.
"Kita sudah sejauh ini dan kamu baru menanyakan sekarang? Tak bisa ku percaya."
"Aku terlalu malas. Jangan buat aku bertanya dua kali."
"Azure. Namaku Azure Putri,"
"Putri? Kamu ini keluarga bangsawan atau apa? Ah, terserahlah, aku tak peduli. Selamat datang di rumahku," ia pun mempersilahkan si tamu masuk.
"Permisi..." ucap si gadis sambil mengikuti pemuda itu masuk.
Komentar
Posting Komentar