Azure chapter 7


A/n!¡!¡! Sebelumnya Ei mau minta maaf karena udah lama gak update🙏🙏🙏 sebenernya Ei udah nulis draff nih cerita tapi pas mau upload, malah ke format😢😭(╥﹏╥) all of them gone forever!!! My hard work... (〒﹏〒) disaat mau nulis ulang, Ei malah diserang WB, you know WB? Ituloh musuh bebuyutannya para author, siapa lagi kalo bukan WriterBlock!!! Hah...(-_-;)・・・ 

Warning!¡! Typo bersebaran!!! Bahasa gak baku!

Ok, tanpa menunggu lebih lama lagi, yuk langsung aja... Go to story '♡(> ਊ <)♡




Azure

By: LeinAirie

Chapter 7: My School Life is Suck




Sekolah Menengah Umum Nusa 17, atau lebih singkatnya SMUN 17. Salah satu sekolah bergengsi di prefektur ini dengan satu-satunya sekolah yang menerapkan sistem kasta. Di sekolah ini pembagian kelas dibedakan menjadi dua, biasa dan khusus. Murid kelas khusus ditandai dengan dasi berpin, para siswa kelas khusus diambil dari setiap sepuluh besar perkelas. Setiap tiga bulan sekali akan diadakan test kelayakan, itulah mengapa murid kelas khusus tidak pernah permanen, mereka yang bisa bertahan di kelas khusus adalah orang-orang dengan kemampuan diatas rata-rata, dan Azure Putri salah satunya. Selama ia menjadi murid sekolah SMUN17 belum pernah sekalipun ia merasakan kelas biasa, setiap ujian ia selalu mendapat rank 5 teratas. Awalnya ia merasa bangga bisa terpilih di kelas khusus, dengan ini ia membuktikan jika ia juga seorang Azure, dirinya yang naif saat itu berharap keluarganya dapat mengakui dan menerima nya. Namun kenyataan sangatlah mengerikan. Yang ia terima justru kebalikannya. Perkataan mereka sangatlah menyakitkan, perlakuan mereka semakin brutal perharinya. Mereka terang-terangan menunjukan kebencian mereka pada Putri hanya karena they pet more given than her master. Berkat mereka, putri yang naif kini sudah tiada. Mereka telah melahirkan seorang monster yang akan melakukan apapun untuk bisa bertahan hidup di hell hole itu. Puppy itu telah berevolusi menjadi predator mematikan. Dia hanya patuh pada tuannya, selain itu siap-siap saja kena gigit yang terburuk akan langsung dimangsa saat itu juga. Dia akan menikam siapapun yang berani mengusik/mengganggunya. Semua yang menjadi buruannya belum pernah sekalipun lolos darinya. She only royal to her master coz she was her master pet.

'Setelah lima belas tahun lamanya, akhirnya gue bebas juga. Free from that hellholeI'm freedom soul now.' batinnya senang, tanpa sadar ia tersenyum disepanjang perjalanan menuju kelasnya. Setiap orang yang melihatnya melintas langsung terpana oleh senyum malaikat si gadis.

∆LunchTime∆
 Putri yang tengah menikmati bekalnya itu terusik oleh kedatangan beberapa siswi dan dua orang siswa ke mejanya, ia melirik sekilas lalu mendapati salah satu dari siswi itu dari anggota cabang keluarga Azure. "Tsk," deliknya pelan saat mereka mengelilingi meja Putri.

 "Yo!" Sapa satu-satunya siswi yang dandanannya menor, salah satu siswi dengan nama belakang Azure selain Putri dikelas itu. 'Nih jalang gak da kapoknya ya gangguin kedamaian gue? Gak bisa apa bitching yang lain? Padahal udah sering kali gue nistain dia di depan umum, tapi ga da kapoknya! Gue blackmailing tau rasa lu!' batin Putri kesal, alhasil ia menganggap mereka tak ada dan terus melanjutkan makannya. Sudut siku-siku muncul dipelipis si siswi, dengan kasar ia menggebrak meja, sukses bikin yang lain terkejut.

"Apa maumu?" Tanya Putri ketus, siswi itu menyeringai senang saat ia mendapat perhatiannya.

"Jangan cemberut gitu dong!" Godanya dengan senyum jahil. "Ku dengar-dengar katanya kamu jadi hewan liar sekarang, putri." Cemoohnya dengan nada sing a song, Putri tidak merespon, ia dengan santai melahap bekalnya. Urat kekesalan muncul dipilis si siswi. "Jangan abaikan aku anjing liar!" Imbuhnya lalu merebut bekal si gadis dan membantingnya ke lantai. Semua murid yang berada di TKP hanya bisa terkesiap oleh kebarbaran siswi itu.

"The F***k" serapah Putri pelan, sedetik kemudian ia meraih pergelangan tangan siswi itu lalu menikamnya ke meja. Gagang sendok yang tengah ia pegang itu kini sudah berada di urat nadi siswi itu. Lagi-lagi mereka yang menonton hanya bisa ternganga karena pergerakan Putri yang sangat cepat.

"Bersyukurlah karena yang sedang ku pegang bukan benda tajam, jika tidak darahmu sudah mengotori mejaku sekarang." Ucapnya kelewat santai, wajah siswi itu pucat seketika, keringat dingin membasahi dirinya. Putri tersenyum puas saat mendapati tubuh itu bergetar ketakutan. ‘cemen! Gini aja lu udah K.O! Kalo takut dijailin balik jangan bully orang! Payah!’ batinnya gak habis pikir tanpa sadar ia menggelengkan kepala lalu membebaskan kunciannya, "jangan pernah mengusik hewan liar kalo gak mau kena gigit," sarannya lalu menepuk kepala siswi itu pelan. Seolah tak terjadi apa-apa, ia bangkit dari kursi dan mengambil wadah bekal dan menatap miris makan siangnya yang hancur. ‘untung aja tinggal dikit...’ syukurnya meski gak rela, dengan langkah lunglai ia meninggalkan kelas sambil menenteng wadah bekalnya yang kotor.

Meski tubuhnya masih bergetar tak karuan, ia memaksakan untuk berdiri, amarahnya membludak, emosinya memanas! Ia tidak terima dirinya dipermalukan semudah itu! Wajahnya memerah marah! "Menjijikan!" Ungkapnya pelan, karena wajahnya yang tertunduk ekspresi wajahnya tak terlihat. "Menjijikan!" Ulangnya dengan suara keras sukses menarik perhatian kelas. "Lu bener-bener menjijikan Putri!" Ucapan setengah berteriak itu menggema dan membuat do'i berhenti diambang pintu. Atmosfer kelas terasa menegang dan mendadak berat. Putri masih memunggungi siswi itu. "Mau sampe kapan lu di sini?" Sinisnya. "Lu tau, semenjak lu nyandang nama Azure, keluarga cabang terus digenjat, mereka nuntut kami, harus lebih baik dari lu! Baik itu dari segi akademi maupun non akademi! Selama dua belas tahun kami harus setara/ngunggulin lu, ortu gue yang awalnya gak peduli sekarang jadi maniak perfectsionis, saat lu diterima di SMU ini, gue dan sepupu yang lain dipaksa buat daftar kesini! Saat lu diterima di kelas khusus, kita belajar mati-matian buat bisa diterima dan bertahan di kasta ini. Gue udah bosen ngedenger ucapan mereka. Ini semua salah lu! Andai lu gak pernah ada hidup gue gak akan sesulit ini! Kenapa lu gak ngikut ibu lu aja! Anak ilegal kayak lu tuh gak pantes jadi anggota keluarga inti!"

Ekspresi wajah Putri mengeras, manik cinnamonnya menggelap, suasana kelas semakin memberat dan rasanya sangat sulit bernafas. "Lu pikir gue seneng diangkat jadi keluarga inti?" Ungkapnya lirih. "Lu pikir Gue bahagia jadi peliharan keluarga itu? Lu pikir gue happy tinggal disana?" Nadanya meninggi. "Penderitaan lu belum seberapa dibanding gue! Lu cuma dituntut buat sempurna disaat gue selalu dalam situasi hidup-mati." Jujurnya. "Saat lu masih bisa seneng-seneng hangout bareng temen, gue harus terus waspada, lengah dikit aja nyawa gue melayang. Ortu lu mungkin maniak, tapi mereka masih peduli sama lu. Sedangkan gue, selain master mereka masa bodo. Bagi mereka kematian gue itu anugrah." Putri semakin mendekati siswi itu, "Lu harusnya lebih bersyukur, karena jiwa lu belum tersentuh sisi kotor keluarga Azure." Bisiknya langsung ditelinga siswi itu pelan, dan hanya didengar untuk mereka berdua saja. Iris mata siswi itu melebar besar setelah mendengar pengakuan Putri.

"A-apa maksudnya!" Ia bertanya dengan suara bergetar, meski sudah menjadi rahasia umum dikalangan keluarga jika tidak semua bisnis Azure family itu legal dan hanya kedok belaka untuk menutupi kenyataan jika Keluarga Azure mafia Dan itupun hanya dari keluarga inti saja.

"Ouh, green soul, so pure and young. I pity you!" Jujurnya, iris cinnamon itu menatap si siswi prihatin. "A virgin maiden like you will never be understand the pleasure of sinfulldesire." Lanjutnya, tanpa sadar maniknya berkabut nafsu, suaranya terdengar dreamy membuat mereka yang mendengar berjengit heran.



Next


Komentar